Tatkala
membaca buku Kubisikkan Untukmu, ada
sebuah bab yang berjudul, “Sihir Al Quran, Kenapa Kita Tidak Merasakannya?”.
Hm... sihir Al Quran?
“Dan tatkala kebenaran (Al Qur'an) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya"
Menyimak
surat Az-Zukhruf ayat 30 di atas, kita bisa mengetahui bahwa ternyata orang-orang
kafir Quraisy dulu seringkali menyebut Al Qur’an sebagai sebuah sihir. Mengapa
bisa disebut sebagai sihir?
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sihir merupakan perbuatan yang ajaib yang
dilakukan dengan pesona dan kekuatan gaib (guna-guna, mantra, dsb) atau bisa
diartikan sebagai ilmu tentang penggunaan kekuatan gaib; ilmu gaib (teluh,
tuju, dsb). Lalu apa yang membuat Al-Qur’an disamakan dengan sihir? Mari kita simak
dulu beberapa kisah berikut.
Suatu
ketika Abu Jahal, Abu Lahab, dan Akhnas bin Syariq mendatangi kediaman
Rasulullah SAW. Mereka datang secara sembunyi-sembunyi di malam hari untuk
mendengarkan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Rasulullah saat shalat. Tentu,
mereka mendengarkannya dari luar bilik rumah secara terpisah. Seusai Rasulullah
melaksanakan shalat, saat beranjak pulang, mereka bertiga pun saling memergoki
satu sama lain. Mereka saling mencela dan sepakat untuk tidak lagi menyambangi
kediaman Rasulullah.
Malam berikutnya, ketiga orang ini
ternyata saling melanggar kesepakatan tanpa diketahui satu sama lain. Mereka tak
kuasa menahan keinginannya untuk memperdengarkan lantunan ayat suci Al Quran. Mereka
pun saling mengira bahwa yang lain tak akan datang ke rumah Rasulullah. Hingga
Rasulullah menyelesaikan shalatnya, mereka pun kembali saling memergoki satu
sama lain. Maka terjadilah celaan sebagaimana malam sebelumnya.
Di malam berikutnya lagi, mereka
pun tak dapat menahan gejolak jiwanya untuk mendengarkan kembali lantunan ayat
Al Quran. Mereka pun menempati posisi masing-masing. Dan, seusai Rasulullah
shalat, mereka kembali memergoki satu sama lain. Akhirnya, mereka pun
memutuskan membuat perjanjian untuk sama-sama tidak kembali ke kediaman
Rasulullah bahkan sekedar membaca Al Quran.
Lihatlah,
ternyata keindahan AL Quran ini berhasil mempesona hati sosok Abu Jahal, Abu
Lahab, dan Akhnas bin Syariq.
Lain
halnya dengan ketiga sosok tersebut, Abul Walid, seorang pemuka Quraisy pernah menyambangi
Rasulullah untuk melontarkan cacian. Setelah ia puas mencaci maki, Rasulullah
pun balik berkata, “Apakah engkau telah selesai menyampaikan apa yang ingin kau
sampaikan, wahai Abul Walid? Maka, sekarang dengarkanlah apa yang kuucapkan.”
Rasulullah
pun melantunkan surat Fushilat ayat 1 sampai 13. Tiba-tiba Abul Walid membekap
mulut Rasulullah agar beliau menghentikan bacaannya. Maka Abul Walid pun
kembali kepada kaumnya. Ia pun berkata, “Aku mendengarkan darinya kalimat yang
bukan kalimat jin dan kalimat bukan manusia.... Demi
Allah, kalimat itu sangat
nikmat....”
Subhanallah.... Ternyata keindahan inilah
yang dianggap oleh para kafir Quraisy sebagai sebuah sihir. Lantunan ayat Al Quran
telah menggetarkan jiwa mereka. Mereka pun takut, mendengarkan Al Quran akan
membuat kepercayaan mereka terhadap budaya leluhur goyah. Pesona Al Quran ini
jugalah yang telah membuat seorang Umar Bin Khattab, tokoh Quraisy yang dikenal
berwatak keras, masuk Islam.
Begitu dahsyat
pesona Al Quran ini. Bahkan ia mampu membuat hati orang-orang Quraisy bergetar
kala mendengarnya. Ah, apakah kita bisa merasakan pula getaran itu setiap kali
dibacakan atau membaca Al Quran? Hm, rasanya jarang sekali. Barang kali kita
baru bisa menangis saat hati kita sedang dirundung duka. Tapi, kalau suka
menyapa, rasanya sulit sekali meneteskan air mata. Ah!
Dalam
sebuah hadis riwayat muslim, suatu kali Rasulullah pun pernah ditanya, “Siapakah
orang yang paling baik suaranya dalam membaca Al Quran dan paling baik
bacaannya?
Maka Rasul
pun menjawab, “ Ialah orang yang jika engkau mendengarkannya, engkau lihat
dirinya takut kepada Allah.”
Astagfirullah....
Jika diri
ini masih sulit untuk melantunkan Al Quran dengan baik, hati ini belum mampu merasakan
getaran saat memperdengarkan Al Quran, barang kali memang ada yang salah dengan
ketundukan diri ini kepada-Mu.
16 Juli 2014
