Kamis, 10 Juli 2014

CANGKIR 12 : DONASI UNTUK ISRAEL?

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Qs. Al Mumtahanah : 9)

Beberapa hari ini, nurani kita mulai diketuk kembali dengan berita penyerangan Israel terhadap Palestina. Ya, bumi Palestina berguncang kembali. Media yang semula disibukkan dengan euforia piala dunia dan pemilu Indonesia, mau tak mau harus memberikan sedikit celah untuk menyiarkan tindakan kedzaliman ini.
Memang, selama beberapa bulan terakhir, media kita tampak lengang dari berita kemanusiaan yang terjadi di palestina. Padahal, perjuangan mereka untuk mempertahankan tanah suci seluruh umat Islam ini sungguh tak pernah berjeda. Barangkali, inilah cara Allah untuk mengingatkan kita bahwa seharusnya tidak lengah dan berdiam diri selama ini.

Maka, dalam semangat membela saudara seiman kita, beberapa lembaga kemanusiaan pun mengajak kita untuk memberikan bantuan berupa doa maupun harta. Sebagaimana yang telah dipesankan oleh Rasulullah terhadap kita, perangilah orang-orang musyrik itu dengan harta, jiwa dan lisan kalian. Namun, ada pertanyaan yang mulai mengusik hati saya, berapa banyak yang telah saya donasikan untuk Palestina dan muslim lainnya selama ini? Jangan-jangan, saya hanya teringat untuk memberikan donasi di saat seperti ini saja. Kala berita tentang penindasan kaum muslim memenuhi kolom-kolom media.

Saya pun teringat tentang beberapa file yang terserak dalam salah satu folder. File ini berisi tentang data-data produk yang diboikot oleh ulama. Ya, beberapa ulama dan tokoh Islam kenamaan seperti Dr. Yusuf Qardhawi, Dr. Abdul Satar Fathullah Said (Dosen Syariah Universitas Al Azhar), Dr. Naser Farid Wasil (mantan Mufti Mesir), Dr. Muhammad Imarah (Pemikir Muslim Dunia), Dr. Abdul Hamid Ghazali (pakar ekonomi dan politik Islam) telah menyatakan pemboikotannya terhadap produk perusahaan yang diindikasikan menjadi penyumbang dana untuk Israel. Yang mengejutkan adalah beberapa perusahaan ini telah menguasai pasar kita, menjadi leader. Produk-produknya pun lekat pada diri kita, mulai dari kosmetik, makanan hingga barang elektronik. Bahkan tak jarang dari kita yang dengan bangga mengkonsumsinya. Astaghfirullah.

Sungguh, saya bahkan Anda semua, umat muslim, telah terlena. Kita semua tanpa sadar telah menjadi donatur untuk Israel melalui produk-produk yang telah kita beli. Kita merasa lebih keren jika nongkrong di restoran junk food—penyaji hamburger, pizza, dan fried chicken kenamaan—dibanding menikmati makanan di warung makan penyaji masakan Indonesia. Sungguh, kita lebih suka mengenakan brand internasional dibanding buatan asli Indonesia. Sungguh, kita lebih suka minum minuman bersoda dibandingkan air putih yang lebih menyehatkan. Ah, tapi air putih pun tak semuanya produksi Indonesia.

Sekarang, sangat penting bagi kita semua untuk memilah kembali, produk-produk apa saja yang semestinya kita beli. Mari, kita segera move on produk-produk yang lebih save. Jangan sampai, lembaran rupiah yang kita gunakan untuk memberi donasi pada Israel lebih besar dibandingkan yang telah kita berikan untuk Palestina.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar