Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan tiga potensi yakni
jasad, ruh/hati, dan fikiran. Jasad merupakan potensi yang bisa dilihat
wujudnya, yakni tubuh/raga kita. Ruh/hati itu tercermin dari perilaku atau
kondisi psikologis seseorang. Sementara, pikiran / akal biasanya diukur dengan
tingkat kecerdasan / IQ. Nah, ketiga potensi ini sebenarnya memiliki fungsi
yang sama pentingnya dan saling mendukung satu sama lain. Namun, menurut saya
pribadi, dari ketiga potensi itu,, yang paling penting ialah ruh. Ruh seakan
punya kendali besar untuk menggerakkan jasad dan pikiran.
Kalau jasad sakit, selama ruh dan pikiran dalam kondisi
baik, maka jasad pun akan segera membaik. Lihat saja, orang yang sakit akan
realtif cepat sembuh jika ia senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhannya dan
berpositif thingking (kecuali takdir telah menentukan mautnya). Kalau pikiran
mengalami gangguan, selama ruh dan jasad masih dalam kondisi baik, manusia pun
masih bisa beraktivitas. Namun, bagaimana jika ruhnya yang sakit? Maka matilah
seluruh potensi yang lain. Lha, kok bisa? Misalnya saja, saat kita sedang
mengalami suatu kejadian yang tidak menyenangkan hingga menjadikan diri kita
larut dalam kesedihan. Nah, kesedihan yang berlarut-larut ini merupakan pertanda
sakitnya ruh/hati kita. ketika kita dilanda kesedihan yang sangat dalam tentu
bisa membuat diri kita jatuh sakit (jasad ikut sakit) dan tidak bisa berpikir
jernih, logikanya akan terganggu serta hanya mementingkan perasaanya saja
(pikiran jadi sakit).
Nah, bagaimana agar ruh / hati kita senantiasa dalam kondisi
sehat? Jika untuk menyehatkan jasad kita harus mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bergizi, maka ruh pun perlu diberi asupan yang menyehatkan pula. Apa itu?
Tentu dengan beribadah. Salah satunya? Dengan membaca Al Quran.
Seorang
ustadzah pernah menyampaikan sebuah wejangan, “Semakin padat aktivitas yang
kamu lakukan maka harus diiringi tilawah yang lebih banyak pula. Karena
aktivitas membaca Al Quran akan memberikan energi yang besar untuk ruh.”
Meskipun
jasad kita lelah dengan padatnya aktivitas, kalau ruh kita memiliki asupan
energi yang cukup, maka kita takkan mudah mengeluh dan berputus asa. Kita masih
bisa bersemangat.
Selain
itu, membaca Al Quran itu banyak manfaatnya. Allah akan menyempurnakan pahala
untuk orang-orang yang selalu membaca Al Qur’an.
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (Qs. Fathir: 29 - 30)
Bahkan
hanya sekedar mendengarkan orang yang membaca Al Quran pun Allah menjanjikan
limpahan rahmat-Nya. Sebagaimana yang termaktub pada Quran surat Al-A’raf ayat
204
“Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
Lalu, apalagi yang telah menghalangimu untuk memperbanyak
membaca Al quran di tiap harinya? Karena belum bisa memahami makna yang
terkandung di dalamnya? Itu bukan alasan yang tepat. Sekali lagi, membaca Al
Quran merupakan asupan makanan yang bergizi bagi ruh kita. Meskipun pemahaman
kita terhadap makna yang terkandung di dalamnya belum sempurna, kita harus
tetap banyak mengkonsumsinya apalagi di saat aktivitas yang padat merayap.
Maka, mengurangi jumlah takarannya tentu membuat ruh kita kekurangan energi.
13 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar