Rabu, 16 Juli 2014

CANGKIR 15 : ASUPAN RUH

Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan tiga potensi yakni jasad, ruh/hati, dan fikiran. Jasad merupakan potensi yang bisa dilihat wujudnya, yakni tubuh/raga kita. Ruh/hati itu tercermin dari perilaku atau kondisi psikologis seseorang. Sementara, pikiran / akal biasanya diukur dengan tingkat kecerdasan / IQ. Nah, ketiga potensi ini sebenarnya memiliki fungsi yang sama pentingnya dan saling mendukung satu sama lain. Namun, menurut saya pribadi, dari ketiga potensi itu,, yang paling penting ialah ruh. Ruh seakan punya kendali besar untuk menggerakkan jasad dan pikiran.

Kalau jasad sakit, selama ruh dan pikiran dalam kondisi baik, maka jasad pun akan segera membaik. Lihat saja, orang yang sakit akan realtif cepat sembuh jika ia senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhannya dan berpositif thingking (kecuali takdir telah menentukan mautnya). Kalau pikiran mengalami gangguan, selama ruh dan jasad masih dalam kondisi baik, manusia pun masih bisa beraktivitas. Namun, bagaimana jika ruhnya yang sakit? Maka matilah seluruh potensi yang lain. Lha, kok bisa? Misalnya saja, saat kita sedang mengalami suatu kejadian yang tidak menyenangkan hingga menjadikan diri kita larut dalam kesedihan. Nah, kesedihan yang berlarut-larut ini merupakan pertanda sakitnya ruh/hati kita. ketika kita dilanda kesedihan yang sangat dalam tentu bisa membuat diri kita jatuh sakit (jasad ikut sakit) dan tidak bisa berpikir jernih, logikanya akan terganggu serta hanya mementingkan perasaanya saja (pikiran jadi sakit).

Nah, bagaimana agar ruh / hati kita senantiasa dalam kondisi sehat? Jika untuk menyehatkan jasad kita harus mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, maka ruh pun perlu diberi asupan yang menyehatkan pula. Apa itu? Tentu dengan beribadah. Salah satunya? Dengan membaca Al Quran.

Seorang ustadzah pernah menyampaikan sebuah wejangan, “Semakin padat aktivitas yang kamu lakukan maka harus diiringi tilawah yang lebih banyak pula. Karena aktivitas membaca Al Quran akan memberikan energi yang besar untuk ruh.”

Meskipun jasad kita lelah dengan padatnya aktivitas, kalau ruh kita memiliki asupan energi yang cukup, maka kita takkan mudah mengeluh dan berputus asa. Kita masih bisa bersemangat.

Selain itu, membaca Al Quran itu banyak manfaatnya. Allah akan menyempurnakan pahala untuk orang-orang yang selalu membaca Al Qur’an.

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (Qs. Fathir: 29 - 30)

Bahkan hanya sekedar mendengarkan orang yang membaca Al Quran pun Allah menjanjikan limpahan rahmat-Nya. Sebagaimana yang termaktub pada Quran surat Al-A’raf ayat 204

“Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”


Lalu, apalagi yang telah menghalangimu untuk memperbanyak membaca Al quran di tiap harinya? Karena belum bisa memahami makna yang terkandung di dalamnya? Itu bukan alasan yang tepat. Sekali lagi, membaca Al Quran merupakan asupan makanan yang bergizi bagi ruh kita. Meskipun pemahaman kita terhadap makna yang terkandung di dalamnya belum sempurna, kita harus tetap banyak mengkonsumsinya apalagi di saat aktivitas yang padat merayap. Maka, mengurangi jumlah takarannya tentu membuat ruh kita kekurangan energi.

13 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar