Beberapa hari ini aku pun teringat tentang suatu scene dalam
salah satu judul FTV jaman dulu. Adegannya tentang seorang ibu dan anak
perempuannya di pekarangan rumah yang dihiasi bunga mawar.
“Bunda ingin kamu tumbuh seperti mawar-mawar ini,” kata sang
bunda membuka percakapan.
“Kenapa, Bun?”
“Lihatlah, betapa cantiknya mawar ini hingga membuat orang
ingin memetiknya. Tapi mawar ini punya duri di batangnya sehingga untuk memetik
bunganya harus hati-hati nggak boleh sembarangan.”
“Lalu? Apa hubungannya denganku?”
“Bunda ingin kamu tumbuh seperti mawar ini, cantik, namun
tidak sembarang orang bisa memetiknya. Hanya laki-laki yang benar-benar baiklah
yang boleh memiliki anak Bunda yang cantik ini.”
Entahlah, FTV ini telah berhasil memasukkan energi magis
padaku saat itu. Waktu menonton FTV ini, aku pun berpikir, keren banget filosofi dari bunga mawar ini, ya! Dulu, sebelum aku menonton FTV ini, pandanganku terhadap
mawar sempat teracuni kala membaca sebuah puisi berjudul “Mawar Cantik Tapi
Berduri”. Puisi itu menceritakan tentang sosok yang kelihatannya cantik tapi
justru suka menyakiti hati orang lain.
Nah, begitu nonton film ini, jadi bisa melihat sisi lain yang begitu
indah dari sosok bunga mawar.
Sejak itulah, filosofi bunga mawar ini pun memberikan
inspirasi baru bagi hidupku. Tumbuh sebagai bunga mawar pun menjadi impian.
Sebuah impian yang memantikku untuk mempercantik hati, menjadi cerdas
mempesona, dan yang terpenting tak mudah terlena dengan lawan jenis apalagi gonta-ganti
pacar.
Namun, filosofi bunga mawar itu pun mulai terlupakan, sejak
lama. Bahkan, jika aku ingat-ingat betul, sebenarnya aku hanya sempat
menjadikan diriku sebagai bunga mawar namun menanggalkan duri yang seharusnya
menjadi pelindungku. Sesungguhnya aku belum paham betul, duri apa yang bisa
melindungiku.
Dan setelah perjalanan panjang yang kulalui, tanpa sadar aku
telah mengenakan duri pelindungku. Kau tahu, duri apa yang menjadi perisaiku?
Ialah duri keimanan yang terwujud dalam keyakinanku untuk mengenakan hijab. Ya,
inilah perisai utamaku yang nantinya mampu membawaku mekar menjadi sekuntum
mawar. Mawar yang merekah dengan cantiknya, namun tak mudah dipetik oleh seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar