Suatu
ketika seorang teman berkeluh kesah, “Kadang aku merasa iri dengan si fulan.
Dia itu jarang sekali sholat, tapi kok selalu beruntung, ya? Lihat aja nilai-nilainya selalu bagus, padahal
ya... tahulah dia kayak gimana.”
Mendengar
keluhannya, aku hanya bisa terdiam. Sejenak terpikir olehku, kita tak pernah
tahu seperti apa sesungguhnya usahanya selama ini, bukan? Barangkali ia lebih
giat belajar saat UTS maupun UAS sehingga hasilnya pun bisa mendulang
nilai-nilai tugas. Namun, entah, bukan itulah yang akhirnya terucap dariku.
“Di kehidupan
dunia ini, Allah tak pernah memilah dalam memberikan rahmat,” ucapku.
Ya!
Allah tak memilah-milah dalam membagikan rezeki. Semua makhluk yang Allah ciptakan,
semuanya mendapatkan rezekinya masing-masing. Di dunia ini, semua makhluk hidup
bisa menghirup udara secara bebas, mengolah sumber daya alam, dan lain
sebagainya. Baik muslim dan non muslim bahkan seorang atheis sekalipun
diberikan Allah kesempatan untuk menikmati fasilitas yang ada di dunia ini.
Seorang muslim yang kaya pun ada, non muslim bahkan atheis yang hidup kaya raya
pun ada.
Coba
fikirkan, jika Allah membuat peraturan di dunia ini, “Hanya orang Muslim saja
yang boleh menikmati segala fasilitas bumi.” Maka, apa yang akan terjadi?
Tentunya semua orang di dunia ini akan masuk Islam. Terang saja, kalau tak
masuk Islam tak bisa bertahan hidup. Lalu, apa gunanya lagi kita berdakwah? Namun,
terlepas dari itu, aku sendiri percaya bahwa tetap ada bedanya, rezeki yang
Allah berikan kepada orang beriman dan tidak beriman, yakni tentang nilai
keberkahan yang terkandung pada rezeki tersebut.
Nah,
kembali pada kegelisahan seorang teman tadi, mengingatkanku akan sebuah kisah.
Dulu,
berdirilah dua kerajaan, sebut saja kerajaan A dan kerajaan B. Wilayah kerajaan
tersebut dibatasi oleh sebuah sungai yang mengalir di antara keduanya. Kerajaan
A dipimpin oleh seorang raja yang alim, bijaksana, serta disayangi dan
dihormati rakyatnya. Sementara itu, kerajaan B dipimpin oleh seorang raja yang sangat
dzalim.
Suatu
ketika, kedua raja ini mengidap penyakit yang sama dan sangat aneh. Penyakit
ini belum pernah dijumpai sebelumnya. Atas saran seorang tabib kenamaan, penyakit
kedua raja itu hanya bisa diobati oleh ikan yang hidup di sungai. Sungai yang
dimaksud ialah sungai yang menjadi perbatasan kedua wilayah kerajaan tersebut.
Namun, ikan tersebut sangat sulit untuk ditangkap, ia hanya muncul di
waktu-waktu tertentu.
Maka
berangkatlah utusan dari kedua kerajaan, mereka berjaga siang-malam selama berhari-hari
lamanya. Hingga suatu ketika muncullah seekor ikan di permukaan dan
beruntunglah utusan dari kerajaan B yang berhasil menangkap ikan tersebut.
Sementara, utusan dari kerajaan A pulang dengan tangan kosong.
Kemalangan
yang menimpa utusan kerajaan A menyebabkan raja yang sangat disayangi oleh
rakyatnya itu pun meninggal dunia. Sementara keberuntungan yang diperoleh
utusan kerajaan B membuat raja dzalim itu pun akhirnya sembuh.
Melihat
kejadian tersebut, para malaikat pun berbondong-bondong menghadap Allah SWT.
Mereka hendak memprotes, mengapa Allah menetapkan ikan tersebut kepada raja
dzalim bukan raja yang alim. Menanggapi protes tersebut, Allah pun berfirman, “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya, raja yang alim itu
suatu ketika pernah melakukan hal yang tak Kusukai. Maka, Aku pun membalas
perbuatannya itu dengan tidak menyembuhkan penyakitnya. Dengan begitu, ia pun
menghadap-Ku dalam kondisi yang terbaik tanpa ada cacat.”
“Sementara
itu, raja kerajaan B, meskipun ia dzalim, ia pernah sekali melakukan kebaikan.
Sangat adil, membalas kebaikannya itu dengan memberikan ia kesembuhan dari
penyakitnya. Jadi, saat ia menghadap-Ku nanti, hanya dosa-dosanya saja yang
menyertainya.”
Allahu
Akbar! Kita takkan pernah tahu rahasia dibalik nikmat yang Allah berikan kepada
hamba-hambanya di dunia ini. Jadi tak perlulah kita menimang-nimang keluh kesah
dan prasangka buruk atas keputusan Allah. Tak perlulah merasa iri atas nikmat
yang diperoleh orang lain. Yang perlu kita perhatikan ialah kesabaran upaya dan
doa yang akan menghantarkan kita pada kenikmatan yang penuh berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar