Kamis, 10 Juli 2014

CANGKIR 10 : MELARUTKAN PRASANGKA

Konon jalinan persahabatan itu laksana rangkaian kata, kadang ia pun butuh jeda lalu terangkaikan dengan kata-kata lainnya.

Jeda, kadang sulit kupahami keterjedaan di antara kita. Kala jeda menyematkan ketersesakan rindu ingin bertemu, aku justru memahami sebaliknya. Jeda yang terlampau lama di antara kita pun lamat-lamat telah mengikis kuatnya jalinan ikatan. Entahlah, apa ini hanya sebuah egoku saja. Namun, ketiadaan pertemuan apalagi pertukaran kesah telah membuatku berprasangka, kita sudah tak berada di frekuensi yang sama.
Semakin terjeda, semakin tertumpuk prasangka yang akhirnya membuncah di dada. Ada rasa sesak yang menyeruak kala sang waktu sekedar mempertemukan kita. Ah, aku malas bertemu denganmu. Ada rasa sakit yang tiba-tiba menghenyak, sepertinya pun kau tak lagi ingin merangkai diriku. Aku tahu itu tak pernah terucap sekalipun olehmu, tapi bagiku, keterjedaan yang terlampau lama membuat prasangkaku berucap begitu.

Aku pun tak lagi paham. Apalagi artinya aku bagimu. Prasangkaku, kau pun tetap bisa berdiri tanpa aku membersamaimu. Kita telah berada dalam rangkaian baris yang berbeda bahkan mungkin terpaut pada berlembar-lembar halaman. Begitulah prasangkaku.

Ah, prasangka-prasangka ini semakin memenuhi pikiranku. Mungkin, karena lemahnya imanku. Barangkali memang benar, tak sekedar jeda, frekuensi kita pun berbeda. Ah, aku pun semakin meracau, kacau, dalam prasangkaanku padamu.

Dalam detakan waktu yang mengiringi kesendirianku, kuratapi keterjedaan ini. Hingga sampai di sebenar-benarnya titik keterpisahan kita, sang waktu pun mempertemukan kita kembali untuk bertukar kesah.  

“Nikmatilah pertemuan ini!” Kata sang waktu.

Kuhanya mengangguk patuh meskipun tetap ada keterberatan hati untuk bertemu denganmu. Tapi, celoteh kesah yang mengalir dari bibir kita, seakan telah menguatkan kembali ikatan jalinan yang sempat tergerogoti. Dalam pertemuan ini, sebuah pertemuan yang terjadi di titik keterpisahan kita, kutelah larutkan semua prasangkaku padamu.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. (Qs. Al Hujurat :12)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar