Sebelas hari yang lalu, kita telah merancang betul-betul,
ibadah-ibadah apa yang harus kita capai selama bulan ramadan. Kita telah
merancang dengan sempurna, ingin menjadi seperti apa diri kita saat ramadan
berakhir nanti. Lalu, memasuki sepuluh hari kedua bulan ramadan ini, apa kabar
dengan rancangan ibadah yang telah kita susun? Apakah kita sudah menjalaninya
dengan baik ataukah hanya menjadi sebuah catatan penghias dinding kita?
Pertanyaan ini sungguh menjadi alarm besar bagi saya.
Memasuki sepuluh hari kedua ini, sungguh, kita perlu
evaluasi secara besar-besaran amalan-amalan yang telah kita jalani. Apakah
selama sepuluh hari pertama kita telah menjaga keistiqomahan dalam beribadah?
Apakah ada ibadah yang terlewatkan atau belum terlaksana hingga hari ini? Padahal,
awal ramadan seharusnya menjadi masa menggebunya sebuah semangat. Jika di
sepuluh hari pertama saja kita sudah terseok-seok untuk menjaga sebuah keistiqomahan,
maka bagaimana kita bisa bertahan sampai akhir nanti?
Entah seperti apa kadar keistiqomahan kita yang tlah lalu,
di titik awal pintu gerbang kedua ini, hendaknya kita perlu kembali mematut
diri. Merapikan iman yang sempat terserak. Mengisi penuh tangki-tangki semangat
kita. Sungguh, menjaga sebuah keistiqomahan itu mahal harganya. Dan tak ada salahnya,
untuk selalu menyematkan doa, agar Allah senantiasa menjaga kita dalam
keistiqomahan iman Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar