Kamis, 10 Juli 2014

CANGKIR 08 : ALLAH TAKKAN MUDAH PERCAYA IMANMU

Sering kali saya mendengar curhatan dari adik-adik yang baru saja memutuskan untuk berubah. Ya,  berubah menjadi superwomen. Eeiits, bukan, bukan berubah layaknya cat woman ataupun sosok pahlawan super ala film hollywood. Superwomen di sini ialah mereka yang memutuskan untuk menyempurnakan diri sebagai wanita muslimah, berhijab!

Ya, superwomen ini mengeluhkan tentang sikap penolakan keluarganya saat mereka memutuskan untuk mengubah penampilan. Keluarga mereka seakan menaruh curiga, jangan-jangan anakku masuk jaringan teroris, jangan-jangan ia ikut NII, islam ekstrim, dan sebagainya. Saya rasa ini hal wajar bagi mereka yang tumbuh di keluarga awam. Apalagi, sebagai orang tua, pasti sangat mengkhawatirkan anak-anaknya terjerumus ke hal-hal yang tidak baik. Terlebih, media sering memborbardir masyarakat habis-habisan tentang isu golongan islam garis keras dan fanatik. (Ah, sampai sekarang pun saya masih bingung, definisi islam garis keras itu bagaimana?)

Saya pribadi pun pernah mengalaminya, dulu, saat pertama kali mencoba menyempurnakan hijab. Saya ingat sekali, saat itu, lagi hebohnya berita tentang NII. Jelas sekali, tante saya pun ikutan heboh dengan penampilan saya yang tiba-tiba memakai jilbab lebar. Tante saya pun mulai menginterogasi, “Kamu ikut jaringan apa?” Glekkk.

Lain halnya dengan ayah saya. Kebetulan orang tua saya punya toko kelontong. Nah, kalau saya di rumah, pastinya saya bantu-bantu di toko. Otomatislah, karena pembeli itu dari berbagai kalangan, saya pun harus tetap mengenakan hijab. Suatu ketika, saya posisinya sedang tidak mengenakan kerudung saat ada seorang pembeli yang datang ke toko. Otomatis, saya pun mencari kerudung dahulu baru keluar melayani pembeli.

Maka kata ayah saya, “Ngapain tho, pake jilbab, lha wong di rumah kok. Itu lho pembelinya udah nunggu kelamaan.”

Gleekkk. Saya pun hanya terdiam lalu nyelonong pergi.

Yap, saat kita sudah memutuskan untuk menyempurnakan hijab, pasti akan ada banyak ujian berdatangan. Adakalanya orang-orang sekitar akan menunjukkan sikap kontra dari perubahan kita ini. Tapi... hei, bukankah Allah telah mengingatkan kita bahwa Dia takkan mudah percaya dengan perubahan kita begitu saja. Jadi, saat kamu memutuskan untuk berubah dalam kebaikan, maka Allah akan memberikanmu ujian untuk mengetahui apakah kamu benar-benar berniat untuk berubah.

Saat orang-orang sekitarmu memprotes ini-itu atas perubahan penampilanmu, maka peganglah dua hal, kepercayaan Allah dan keluarga (terutama orang tua) kepadamu. Memegang kepercayaan orang tua dengan menunjukkan bahwa perubahan penampilanmu itu pun membawamu pada perubahan sikap yang lebih baik, misal jadi rajin bantu orang tua, jadi lebih menghormati ortu, jadi lebih sayang kakak atau adik, dan sebagainya. Selain itu, tunjukkan bahwa penampilan barumu itu terlihat nyaman buatmu dan berikan kesan bahwa berjilbab itu nggak ribet. Pasti, mereka takkan lagi menaruh curiga terhadapmu atau men-judge-mu jadi lelet karena harus memakai jilbab terlebih dahulu. Dan, yang terpenting adalah berikan pemahaman yang baik dengan bahasa yang bisa mereka terima. Jangan latah menggunakan dalil. Tidak semua orang bisa langsung menerima dalil-dalil yang kamu kemukakan.


Kepercayaan selanjutnya ialah kepercayaan Allah. Kepercayaan ini akan kamu dapat ketika kamu masih bisa istiqomah dalam mengenakan jilbab. Tak mudah goyah dengan penolakan yang ditujukan kepadamu. Insya Allah, dengan memegang kedua kepercayaan ini, orang-orang di sekitarmu lamat-lamat akan mendukung perubahanmu ini. Ingatlah, Allah hanya akan menunjukkan jalan-Nya bagi orang yang bersungguh-sungguh mencari ridlonya dan kesempurnaan pahala itu hanya diberikan kepada orang yang bersabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar