Sering
kali saya mendengar curhatan dari
adik-adik yang baru saja memutuskan untuk berubah. Ya, berubah menjadi superwomen. Eeiits, bukan, bukan berubah layaknya cat woman ataupun sosok pahlawan super ala
film hollywood. Superwomen di sini ialah mereka yang memutuskan untuk
menyempurnakan diri sebagai wanita muslimah, berhijab!
Ya, superwomen
ini mengeluhkan tentang sikap penolakan keluarganya saat mereka memutuskan
untuk mengubah penampilan. Keluarga mereka seakan menaruh curiga, jangan-jangan anakku masuk jaringan
teroris, jangan-jangan ia ikut NII, islam ekstrim, dan sebagainya. Saya
rasa ini hal wajar bagi mereka yang tumbuh di keluarga awam. Apalagi, sebagai
orang tua, pasti sangat mengkhawatirkan anak-anaknya terjerumus ke hal-hal yang
tidak baik. Terlebih, media sering memborbardir masyarakat habis-habisan
tentang isu golongan islam garis keras dan fanatik. (Ah, sampai sekarang pun
saya masih bingung, definisi islam garis keras itu bagaimana?)
Saya
pribadi pun pernah mengalaminya, dulu, saat pertama kali mencoba menyempurnakan
hijab. Saya ingat sekali, saat itu, lagi hebohnya berita tentang NII. Jelas
sekali, tante saya pun ikutan heboh dengan penampilan saya yang tiba-tiba
memakai jilbab lebar. Tante saya pun mulai menginterogasi, “Kamu ikut jaringan
apa?” Glekkk.
Lain
halnya dengan ayah saya. Kebetulan orang tua saya punya toko kelontong. Nah,
kalau saya di rumah, pastinya saya bantu-bantu di toko. Otomatislah, karena
pembeli itu dari berbagai kalangan, saya pun harus tetap mengenakan hijab. Suatu
ketika, saya posisinya sedang tidak mengenakan kerudung saat ada seorang
pembeli yang datang ke toko. Otomatis, saya pun mencari kerudung dahulu baru
keluar melayani pembeli.
Maka
kata ayah saya, “Ngapain tho, pake jilbab, lha wong di rumah kok. Itu lho
pembelinya udah nunggu kelamaan.”
Gleekkk.
Saya pun hanya terdiam lalu nyelonong pergi.
Yap,
saat kita sudah memutuskan untuk menyempurnakan hijab, pasti akan ada banyak
ujian berdatangan. Adakalanya orang-orang sekitar akan menunjukkan sikap kontra
dari perubahan kita ini. Tapi... hei, bukankah Allah telah mengingatkan kita
bahwa Dia takkan mudah percaya dengan perubahan kita begitu saja. Jadi, saat
kamu memutuskan untuk berubah dalam kebaikan, maka Allah akan memberikanmu
ujian untuk mengetahui apakah kamu benar-benar berniat untuk berubah.
Saat
orang-orang sekitarmu memprotes ini-itu atas perubahan penampilanmu, maka
peganglah dua hal, kepercayaan Allah dan keluarga (terutama orang tua)
kepadamu. Memegang kepercayaan orang tua dengan menunjukkan bahwa perubahan
penampilanmu itu pun membawamu pada perubahan sikap yang lebih baik, misal jadi
rajin bantu orang tua, jadi lebih menghormati ortu, jadi lebih sayang kakak
atau adik, dan sebagainya. Selain itu, tunjukkan bahwa penampilan barumu itu
terlihat nyaman buatmu dan berikan kesan bahwa berjilbab itu nggak ribet. Pasti,
mereka takkan lagi menaruh curiga terhadapmu atau men-judge-mu jadi lelet karena harus memakai jilbab terlebih dahulu.
Dan, yang terpenting adalah berikan pemahaman yang baik dengan bahasa yang bisa
mereka terima. Jangan latah menggunakan dalil. Tidak semua orang bisa langsung
menerima dalil-dalil yang kamu kemukakan.
Kepercayaan
selanjutnya ialah kepercayaan Allah. Kepercayaan ini akan kamu dapat ketika
kamu masih bisa istiqomah dalam mengenakan jilbab. Tak mudah goyah dengan
penolakan yang ditujukan kepadamu. Insya Allah, dengan memegang kedua
kepercayaan ini, orang-orang di sekitarmu lamat-lamat akan mendukung
perubahanmu ini. Ingatlah, Allah hanya akan menunjukkan jalan-Nya bagi orang
yang bersungguh-sungguh mencari ridlonya dan kesempurnaan pahala itu hanya
diberikan kepada orang yang bersabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar