Rabu, 16 Juli 2014

CANGKIR 18 : AL QUR’AN MEMILIKI KEKUATAN SIHIR?


Tatkala membaca buku Kubisikkan Untukmu, ada sebuah bab yang berjudul, “Sihir Al Quran, Kenapa Kita Tidak Merasakannya?”. Hm... sihir Al Quran?  
“Dan tatkala kebenaran (Al Qur'an) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya"
Menyimak surat Az-Zukhruf ayat 30 di atas, kita bisa mengetahui bahwa ternyata orang-orang kafir Quraisy dulu seringkali menyebut Al Qur’an sebagai sebuah sihir. Mengapa bisa disebut sebagai sihir?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sihir merupakan perbuatan yang ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan gaib (guna-guna, mantra, dsb) atau bisa diartikan sebagai ilmu tentang penggunaan kekuatan gaib; ilmu gaib (teluh, tuju, dsb). Lalu apa yang membuat Al-Qur’an disamakan dengan sihir? Mari kita simak dulu beberapa kisah berikut.

Suatu ketika Abu Jahal, Abu Lahab, dan Akhnas bin Syariq mendatangi kediaman Rasulullah SAW. Mereka datang secara sembunyi-sembunyi di malam hari untuk mendengarkan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Rasulullah saat shalat. Tentu, mereka mendengarkannya dari luar bilik rumah secara terpisah. Seusai Rasulullah melaksanakan shalat, saat beranjak pulang, mereka bertiga pun saling memergoki satu sama lain. Mereka saling mencela dan sepakat untuk tidak lagi menyambangi kediaman Rasulullah.

Malam berikutnya, ketiga orang ini ternyata saling melanggar kesepakatan tanpa diketahui satu sama lain. Mereka tak kuasa menahan keinginannya untuk memperdengarkan lantunan ayat suci Al Quran. Mereka pun saling mengira bahwa yang lain tak akan datang ke rumah Rasulullah. Hingga Rasulullah menyelesaikan shalatnya, mereka pun kembali saling memergoki satu sama lain. Maka terjadilah celaan sebagaimana malam sebelumnya.

Di malam berikutnya lagi, mereka pun tak dapat menahan gejolak jiwanya untuk mendengarkan kembali lantunan ayat Al Quran. Mereka pun menempati posisi masing-masing. Dan, seusai Rasulullah shalat, mereka kembali memergoki satu sama lain. Akhirnya, mereka pun memutuskan membuat perjanjian untuk sama-sama tidak kembali ke kediaman Rasulullah bahkan sekedar membaca Al Quran.

Lihatlah, ternyata keindahan AL Quran ini berhasil mempesona hati sosok Abu Jahal, Abu Lahab, dan Akhnas bin Syariq.

Lain halnya dengan ketiga sosok tersebut, Abul Walid, seorang pemuka Quraisy pernah menyambangi Rasulullah untuk melontarkan cacian. Setelah ia puas mencaci maki, Rasulullah pun balik berkata, “Apakah engkau telah selesai menyampaikan apa yang ingin kau sampaikan, wahai Abul Walid? Maka, sekarang dengarkanlah apa yang kuucapkan.”

Rasulullah pun melantunkan surat Fushilat ayat 1 sampai 13. Tiba-tiba Abul Walid membekap mulut Rasulullah agar beliau menghentikan bacaannya. Maka Abul Walid pun kembali kepada kaumnya. Ia pun berkata, “Aku mendengarkan darinya kalimat yang bukan kalimat jin dan kalimat bukan manusia.... Demi 
Allah, kalimat itu sangat nikmat....”

Subhanallah.... Ternyata keindahan inilah yang dianggap oleh para kafir Quraisy sebagai sebuah sihir. Lantunan ayat Al Quran telah menggetarkan jiwa mereka. Mereka pun takut, mendengarkan Al Quran akan membuat kepercayaan mereka terhadap budaya leluhur goyah. Pesona Al Quran ini jugalah yang telah membuat seorang Umar Bin Khattab, tokoh Quraisy yang dikenal berwatak keras,  masuk Islam.

Begitu dahsyat pesona Al Quran ini. Bahkan ia mampu membuat hati orang-orang Quraisy bergetar kala mendengarnya. Ah, apakah kita bisa merasakan pula getaran itu setiap kali dibacakan atau membaca Al Quran? Hm, rasanya jarang sekali. Barang kali kita baru bisa menangis saat hati kita sedang dirundung duka. Tapi, kalau suka menyapa, rasanya sulit sekali meneteskan air mata. Ah!

Dalam sebuah hadis riwayat muslim, suatu kali Rasulullah pun pernah ditanya, “Siapakah orang yang paling baik suaranya dalam membaca Al Quran dan paling baik bacaannya?

Maka Rasul pun menjawab, “ Ialah orang yang jika engkau mendengarkannya, engkau lihat dirinya takut kepada Allah.”

Astagfirullah....


Jika diri ini masih sulit untuk melantunkan Al Quran dengan baik, hati ini belum mampu merasakan getaran saat memperdengarkan Al Quran, barang kali memang ada yang salah dengan ketundukan diri ini kepada-Mu.

16 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar