Rabu, 13 Februari 2013

Mimpi Kita


Pernah ada satu masa
Aku, kamu, kita, saling menuliskan mimpi-mimpi
Salah satu dari kita pun berseru
 “mari kita gantung mimpi ini setinggi langit,
Kalau pun jatuh, setidaknya ia kan jatuh di atas bintang-bintang”

Lalu kita pun mengejar mimpi-mimpi itu
Terkadang saling bersaing
Namun menyemangati satu sama lain
Saling menyeka keringat dan air mata
Hingga di antara kita telah mencapai titik di mana mimpi itu digantung
Namun yang lain?
Ada di antara kita yang mencapai titik baru
Bukan tempat di mana mimpinya pernah digantungkan
 sama sekali bukan
Awalnya sedikit tak paham kenapa jalan yang ditempuh bermuara berbeda
Ternyata Langit, tempat menggantungkan mimpi itu, luas adanya
Hosh...

Sekarang...
Kita telah berdiri di titik yang berbeda...
Masihkah kita bersemangat dengan mimpi-mimpi itu?
Aku sendiri?
Entahlah...
Aku merindukan semangat kita..
Merindukan masa-masa perjuangan kita..
Karena di titikku yang baru ini
Aku sedang berjuang sendiri


Semarang, 14 febrauri 2013
sebuah kegelisahan yg mendera
tentang mimpi-mimpi

Selasa, 12 Februari 2013

MENILIK SISI LAIN DARI MUSEUM FATAHILLAH , SAKSI BISU TENTANG PERKEMBANGAN KOTA TUA DAN MASYARAKAT INDONESIA (Bag. 1)


Setelah sekian tahun lamanya, akhirnya menginjakkan kaki juga di Kota Tua Jakarta. Hm gini tho  ternyata... sama seperti kota-kota tua lainnya, kondisinya kurang begitu terawat. Padahal tempat ini bisa menjadi tempat yang asyik untuk jalan-jalan menikmati suasana Indonesia tempo dulu saat Belanda masih singgah di sini,
                Salah satu magnet di Kota Lama ini adalah Museum Fatahillah yang telah menjadi bukti keberhasilan anak bangsa merebut Batavia dari tangan Belanda. Menurut sumber www.museumsejarahjakarta.com, Museum Fatahillah dulunya disebut Staadhuis. Gedung Staadhuis tidak hanya berfungsi sebagai kantor Balai Kota saja, akan tetapi juga sebagai kantor Dewan Urusan Perkawinan, Kantor Balai Harta (Jawatan Pegadaian) dan kantor Pengadilan (Raad Van Justitie). Oleh karena itu gedung Staadhuis tersebut oleh masyarakat dikenal juga sebagai Gedung Bicara. Gedung ini juga berfungsi sebagai kantor pengadilan sehingga dilengkapi sel penjara di lantai dasar.
                Setelah perang kemerdekaan, Staadhuis berubah  menjadi Balai kota Propinsi Jawa Barat sampai dengan bulan desember 1945 dan selanjutnya dijadikan Kantor Kodim 0503 Jakarta Barat, sedangkan dibagian belakang untuk tempat tinggal keluarga. Ketika dijadikan kantor KODIM 0503, Taman Fatahillah didepannya yang luas itu pernah berfungsi sebagai terminal bis kota. Hingga akhirnya pada tanggal 30 Maret 1974, Pemerintah DKI Jakarta memugar gedung tersebut dan diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta.
Museum Fatahillah Terkini
                Selayaknya sebuah museum pada umumnya, Museum Fatahillah menyimpan berbagai macam benda dari zaman prasejarah maupun benda sejarah, selain itu juga terdapat berbagai etnografi di dalamnya. Halamannya dihiasi dengan beberapa meriam. Jika Anda masuk ke dalam menuju halaman belakang, ada sebuah patung Hermes yang berdiri tegak.
                Berkunjung di Museum Fatahillah, kita akan merasakan secara jelas atmosfer Indonesia di zaman Belanda, karena dikelilingi oleh bangunan tua lainnya. Tempat yang bagus untuk menciptakan moment dalam sebuah jepretan kamera. Selain itu juga, terdapat persewaan sepeda ontel yang akan membawa kita untuk berkeliling menikmati Kota Tua atau hanya sekedar berfoto ria ala Tuan dan Nona Belanda. Lihatlah bagaimana serunya teman-teman saya melakukan balap sepeda ontel... Sungguh menyenangkan meskipun matahari Jakarta begitu menyengat.

Kuliner Khas Pati : Petis Tangkar yang Selalu Bikin kangen



Kalo lagi pulang ke Pati tuch selalu kangen ama kuliner khasnya.. Yuppz... pasti udah tau lah kuliner khas Kota Pati yaitu Nasi Gandul...
Tapi ada yang lain yang juga bikin kangen nich... “Petis Tangkar” meskipun ini bukan makanan yang khas Pati tapi bikin ngangenin...

Ayow tahu nggak Petis Tangkar itu gimana? Yang jelas “petis” ini beda sama “petis” yang biasa kita makan sama tahu (tahu petis-red)
Kalo petis tangkar ini, diolahnya dari kaldu daging yang ditambah racikan rempah.. hm yummy lezat banget.. Mungkin yang belum tahu, pasti bingung kalo disajikan menu petis ini, soalnya cuma terlihat seperti kuah kental dengan irisan daging.
Tapi, buat kamu yang punya penyakit tekanan darah tinggi, jangan coba-coba makan dengan porsi banyak ya.. dijamin bakal naik tekanan darahnya.. yaiyalah menu ini punya kolesterol tinggi karena terdiri dari daging saja. Bayangkan sepiring kaldu daging ditambah irisan daging dan tangkar.
Nah menu ini cocok banget disantap kalo pas lagi ujan, dingin-dingin, Brrr.. jadi anget dech di badan.
Buat kamu yang pengen nyobain, nich tempat favoritku kalo lagi kangen petis tangkar, di daerah wedarijaksa tepatnya sebelah utara SMP N 1 Wedarijaksa.. kalo ke Pati cicipi nich Petis Tangkar nan lezat hanya dengan merogoh kocek Rp 5000,00