Jumat, 13 Desember 2013

Tentang Luka

“hati tidak dapat patah. Taraf paling rendah yang diderita penyakit hati adalah luka parah atau kelemahan oleh kelelahan menderita. keduanya dapat sembuh. karena luka selalu ditutup kembali oleh kulit yang baru dan sehat.” (keberangkatan)
                Luka, siapa yang tidak pernah merasa terluka? Ah tentunya semua orang pernah merasakannya. Luka fisik maupun hati. Lalu kenapa bisa luka? Banyak faktor!  Tapi bisakah disembuhkan?  Lamanya tergantung si empunya.
Luka Hati, apa sebabnya?
Aiih berbicara luka hati, hm penyebabnya bisa hal-hal  yang sederhana bahkan sampai yang kompleks. Luka itu muncul tidak hanya karena faktor eksternal tapi juga internal, dari dalam diri sendiri.  Luka yang disebabkan lingkungan eksternal, misalnya perlakuan kasar orang lain terhadap diri kita.  Yang akhirnya membuat diri kita menderita. Tapi guys, jika ini yang kamu alami, merasa lingkungan sekitarmu bersikap terlalu kejam, ingatlah Allah senantiasa membersamai kita.
Faktor penyebab luka yang lainnya, muncul dari dalam diri sendiri. Hal ini mampu menimbulkan luka hati yang bersifat akut bahkan kronis. Kok bisa? Yupz... luka ini biasanya timbul karena kemarahan kita pada seseorang yang bisa berakibat benci, iri, dengki, dan ‘temen2 gengmya’. Nah ini lebih susah untuk disembuhkan. Kalo faktor eksternal, selama kita tidak lagi bersinggungan dengan lingkungan yang membuat kita terluka, tentunya  luka itu akan segera sembuh. Tapi, faktor internal itu ada di dalam diri kita dan mengikuti kemana pun langkah kaki kita.
Luka, bagaimana menyembuhkannya?
Luka selalu ditutup kembali dengan kulit yang baru dan sehat. Inilah kalimat yang diucapkan Lansih dalam novel Keberangkatan karya NH. Dini. Jika dianalogikan, memang luka fisik itu jika dirawat dan diobati dengan tepat bisa sembuh, Bagian yang terluka lama-lama akan terkelupas dan kemudian diganti dengan kulit baru yang sehat. Namun, luka yang tidak dirawat dengan baik tentu akan menimbulkan bekas yang tidak bisa dihilangkan bahkan bisa menyebabkan infeksi yang akan menggerogoti organ tubuh disekitarnya.
Begitu pula dengan luka hati. Jika kita bisa merawat dan mengobati dengan cara yang tepat. Tentu, luka itu akan hilang tidak menimbulkan bekas. Sangat berbahaya jika luka itu dibiarkan yang akan menginfeksi seluruh hati kita. Hingga hati itu menjadi mati dan keras. Padahal dijelaskan dalam hadist Ar’bain ke – 6,
       Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir ra, dia berkata, “ saya mendengar rasulullah saw, bersabda, “..... Ketahuilah, bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bisa dibayangkan ketika hati sudah mati, maka buruklah seluruh tubuh kita, buruklah perbuatan kita. Lalu bagaimana cara menyembuhkannya? Kuncinya ada pada taraf keimanan kita. Yupz.. jika iman kita kuat tentu hati akan lebih mudah terjaga. Berikan asupan yang bergizi dengan memperbanyak ibadah harian semisal tilawah dan berdzikir. Karena dengan menyebut nama Allah hati akan menjadi tenang, iya kan? Selanjutnya belajar ikhlas dan memaafkan. Memang berat untuk melakukannya. Sebagaimana orang yang menderita penyakit kanker, maka harus rajin kemoterapi. Begitu juga dengan luka hati harus diterapi dengan sikap ikhlas dan memaafkan. Keduanya akan melembutkan hati yang keras.
Luka hanya bisa disembuhkan oleh  si pembuat luka
Begitu kata seorang penyair terkenal, Kahlil Gibran. Ada benarnya juga memang. Ketika kita disakiti oleh orang lain maka permintaan maafnya lah yang mampu menyembuhkan rasa sakit hati kita. Tapi terkadang kita terlalu angkuh untuk memaafkan orang lain. Hingga membuat luka itu semakin sakit dan sakit. Jika begini ceritanya, ya semuanya tergantung dari dirimu sendiri. Hanya kamulah penawar luka atas luka hatimu sendiri.
Ya Allah, jika aku melukai hati hamba-Mu maka berikanlah aku kekuatan untuk meminta maaf kepadanya.
Ya Allah, jika hatiku terluka akibat perangai hamba-Mu maka berikanlah aku kekuatan untuk memaafkan dirinya....

aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar