Kamis, 26 Desember 2013

MENGGENANG (?)

“Pokoknya aku nggak mau ikut organisasi itu lagi! Capek hati!” Teriak Risa. Aku hanya bisa geleng-gelang kepala melihat Risa. Entah apa yang terjadi.

“Kamu kenapa?” Tanyaku.

“Aku sebel, Kak! Aku nggak mau ikut organisasi itu lagi. Capek! Cuma makan hati. Ini sudah sekian kalinya. Dan aku pikir ini cukup untuk membuatku berhenti.”

Kucoba menenangkannya. Risa pun mulai bercerita. Tak terasa air matanya pun mulai menetes. Ah, korban perasaan lagi, pikirku. Kutarik tangan Risa, kuajak ia keluar menyusuri jalanan yang masih basah  oleh guyuran hujan.

“Lihatlah air itu..” kutunjuk air yang menggenang, “air itu keruh dan akan tetap keruh di situ lalu berubah menjadi bau hingga panas matahari membuatnya menguap.”

“Coba bandingkan dengan air sungai itu, keruh. Tapi aliran derasnya akan membuat air  lama-lama menjadi jernih dan memberikan kemanfaatan untuk makhluk hidup sekitanya”

“jika kamu memilih berhenti, kamu seperti air yang menggenang. Tapi, menurutku Risa haruslah seperti air sungai itu yang terus mengalir.”

“Tapi, Kak. Aku lelah. Aku kecewa...”

“Jika kamu kecewa dengan sistem yang ada di dalamnya. Kamu harus tetap bertahan dan mengubah sistem itu menjadi lebih baik.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar