Siang
ini saya baru saja mengurus penelitian di Unes, salah satu perguruan tinggi di
Semarang. Setelah urusan selesai, saya pun memutuskan langsung pulang dengan
naik angkutan menuju daerah Jatingaleh. Dari sinilah saya akan memulai cerita.
Turun di Jatingaleh saya pun
memutuskan untuk menuju salah satu halte terdekat. Yap, ada dua jenis halte
berjajar, 1 halte khusus BRT dan 1 halte untuk kendaraan umum lainnya.
Sebenarnya banyak alternatif kendaraan yang bisa saya pilih untuk pulang ke
tembalang. Mau memilih 2x transit atau langsung 1x transit. Untuk pilihan
pertama dengan menggunakan 2x transit, pertama bisa naik kendaraan arah
banyumanik (banyak sekali pilihannya, bisa naik bus banyumanik, bus damri, bus
pudak payung, brt, ataupun angkutan arah banyumanik) turun di patung kuda
kemudian naik lagi angkot menuju tembalang. Harga yang harus dibayar untuk
sekali naik sekitar Rp 2500,-. Jadi total yang harus dikeluarkan untuk sampai
tembalang sekitar 2xRp 2500,- = Rp 5000,-
Nah untuk alternatif kedua, naik
bus jurusan Bukit kencana-mangkang, cukup satu kali naik saja dan hanya merogoh
Rp 3000,-. Lebih murah memng. Tapi sayang, bus yang beroperasi sangat sedikit
sehingga kita harus menunggu lama bisa 30 menit atau bahkan 1 jam.
Lalu mana yang saya pilih
kemudian? Karena saya harus berhemat maka saya memutuskan untuk naik Bus
jurusan Bukit Kencana-mangkang. Konsekuensinya saya harus bersabar menunggu bus
ini walaupun banyak sekali bus-bus lain yang lewat di depan saya. Apakah saya
menyesal telah menunggu lama? Tentu saja tidak, karena tujuan akhir yang ingin
saya capai adalah HEMAT ONGKOS bukan Hemat Waktu.
Tentu dalam hidup kita akan
dihadapkan pada banyak pilihan, bukan? Dan peluangny sangat kecil untuk bisa
meraih semuanya. Maka tentukan tujuan akhir apa yang ingin kamu dapatkan, lalu
pilihan apa yang bisa kamu lakukan. That’s right!