Jumat, 15 April 2011

INNALLAHA MA ANA......

Saudariku,
ketika segalanya tak sesuai dengan yang kau harap....
menangislah...
karena sungguh kita tak kuasa atas segala sesuatu...
menangislah...
karena ALLAH menyanyangimu dengan melindungimu dari segala hal yang tak kau ketahui
menangislah...
namun jangan berlarut-larut...

Saudariku,
Setiap manusia berhak memilih...
Merancang kehidupannya...
Namun tetap saja, kita mesti mengajukan proposal kepada-Nya
Apakah rancangan tersebut telah tersusun baik,
Hingga Allah tinggal meng- acc nya
Ataukah ditolak!
Tapi tunggu, janganlah kau berburuk sangka pada NYA
Barangkali, ada beberapa rancangan yang tak terstruktur
Yang tidak sesuai dengan tujuan proposal kita,
Suatu Kebahagiaan yang Hakiki”

Saudariku ketahuilah,
Tatkala Allah menolak proposal hidup kita,
Dia sebenarnya telah menyiapkan Proposal baru
Yang telah di edit, rapi
Jangan khawatir.....

# # #

Saudariku,
Ketika beban itu terlalu berat untuk kau pikul,
Yakinlah...
Sebenar-benarnya...
Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha”
ALLAH tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya

Saudariku,
Ketika kau merasa kehidupan itu terasa sangat pahit
Penuh cercaan yang menghambat
Ketahuilah....
Rasa pahit itu layaknya segenggam garam...
Ya, hanya segenggam!
Akan tetap sama
Tak kurang dan tak lebih...
Maka,
Luaskanlah hatimu, saudariku!
Luaskanlah!
Sehingga kepahitan itu tak akan ada artinya

Saudariku,
Ketika orang-orang menjauhimu
Meninggalkanmu dalam keheningan
Percayalah...
Innallaha ma ana
Innallaha ma ana
INNALLAHA MA ANA.....
La Tahzan ya ukhti.... Innallaha ma ana

Jangan pernah merasa Lelah
Jangan biarkan kesedihan itu senantiasa menggelayut di wajah teduhmu
Saudariku
Tetaplah Istiqomah...
Melaksanakan segalanya, LILLAH......

Saudariku
Tak usah kau lama-lama bersedih...
Usaplah air mata itu,
Biarkanlah mata itu tetap bersinar, berbinar...
Tersenyumlah...
Penuh bahagia ^_^



(SALAM UKHUWAH
teruntuk engkau, saudariku, yang sedang bersedih hati)

Minggu, 10 April 2011

MAKELAR?????

Senin siang, kelas PHB (Pengantar Hukum Bisnis) berlangsung, Pak Hendro menjelaskan 
kepada kami tentang pembantu pengusaha di luar perusahaan
Nah, salah satunya yaitu mengenai makelar. Ketika Pak Hendro menanyakan kepada kami, 
apa saja conoh makelar itu, beberapa kami pun menjawab, 
makelar tanah, makelar sapi, makelar motor, dll. Tapi, ada juga yang menyeletuk makelar Pansus.
Sejenak, Pak Hendro pun bertanya lagi, “ mbak-mbak yang cantik atau mas-mas yang ganteng, 
mau nggak kalau punya pacar makelar?” 
Salah satu teman saya pun menjawab, “ Tergantung, Pak...”
“Tergantung bagaimana?”
“ Iya tergantung,Pak, makelar apa? Banyak apa tidak gajinya...”
Pak Hendro pun tertawa begitu juga kami. Lalu beliau menanyakan kembali kepada kami. 
Namun, tak satupun dari kami yang mau mempunyai 
pacar seorang makelar.
“Kalau Anda tanya apakah saya mau mempunyai pacar makelar, jelas mau dan bangga...”
Kami semua pun sedikit bingung dengan pernyataan Pak Hendro. Kemudian beliau pun 
mulai menjelaskan syarat-syarat seorang makelar, yaitu :
1. Makelar diangkat secara resmi oleh Pemerintah
2. Sebelum menjalankan tugasnya, makelar di sumpah di depan Ketua PN
3. Makelar berdagang berdasarkan sampel.  Jadi makelar cukup memperlihatkan 
sampel kepada pembeli dan memastikan bahwa sampel 
tersebut benar-benar mewakili sebuah populasi.
4. Mendapatkan profisi bukan upah dalam hal memperdagangkan surat berharga, 
maka makelar wajib menjamin keasliannya
5. Bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa
6. Harus memiliki pembukuan seperti yang diatur KUHD (Kitab Umum Hukum Dagang)
7. Dilarang mendirikan perusahaan yang sama dengan bidang keahliannya
“ Sampai saat ini, makelar yang ada di Indonesia, adalah Makelar Bursa Efek. Kalau contoh-contoh yang kalian sebutkan tadi itu bukan makelar namanya tapi komisioner. Jadi, saya ulangi 
pertanyaannya, kalu punya pacar makelar mau tidak?”
Seisi kelas pun serentak bilang, “ Maaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuu.....................”
“Memang pantas anak ekonomi, matre semua...”
Semuanya pun tertawa.
***
Dalam kegiatan ekonomi makro, kita mengenal istilah pasar modal. Ciri yang membedakan 
perdagangan di pasar modal dengan pasar yang 
lainnya adalah penggunaan perantara atau dalam istilah umum disebut sebagai broker. 
Sementara itu, dalam bahasa sehari-hari, orang biasa menyebutnya makelar. Karena di pasar 
modal Indonesia sudah digunakan istilah perantara 
pedagang efek (pialang), maka istilah inilah yang digunakan pada perdagangan di pasar modal. 
Perantara tidak mutlak diperlukan dalam perdagangan 
umum seedangkan pada perdagangan di pasar modal, pialang atau perantara pedagang efek 
mutlak diperlukan. Jadi, seorang investor tidak bisa 
membeli atau menjual surat berharganya secara langsung ke bursa (Sawidji Widoatmodjo,1996:20).
Selanjutnya, Islam mengenalkan istilah samsarah. Makelar (samsarah) termasuk dalam kategori 
bekerja yang bisa digunakan untuk memiliki harta, 
secara sah menurut syara’. Imam Abu Daud meriwayatkan dari Qais bin Ghurzat Al Kinani yang 
mengatakan : Kami, pada masa Rasulullah SAW, 
biasa disebut (orang) dengan sebutan samasirah. Kemudian (suatu ketika) kami bertemu 
Rasulullah SAW, lalu Beliau menyebut kami dengan sebutan tadi, 
kemudian beliau bersabda: “Wahai para pedagang, sesungguhnya jual-beli itu bisa mendatangkan 
omongan yang bukan-bukan dan sumpah palsu, 
maka kalian harus memperbaikinya dengan kejujuran” (Taqyuddin An-Nabhani,1996:78).
Menurut Qardhawi (2000: 372), makelar (samasarah) dalam transaksi bisnis di masa 
sekarang lebih terasa dibutuhkan dibandingkan pada masa-mas sebelumnya. 
Hal ini disebabkan oleh rumitnya transaksi bisnis saat ini; dari bisnis ekspor-impor, bisnis grosir, hingga bisnis retail, semua itu menjadikan peran makelar atau samsarah sangat penting. 
Makelar Saham Menurut Islam
Menurut ahli fikih kontemporer, perdagangan saham di pasar modal dikatakan haram jika 
perusahaan tersebut bergerak di bidang usaha yang haram.  
Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman keras, bisnis babi dan apa
 saja yang terkait dengan babi; jasa keuangan konvensional seperti 
bank dan asuransi; industri hiburan, seperti kasino, perjudian, prostitusi, media porno; dan sebagainya. 
Dalil yang mengharamkan jual-beli saham perusahaan 
seperti ini adalah semua dalil yang mengharamkan segala aktivitas tersebut (Syahatah dan Fayyadh, Bursa Efek: Tuntunan Islam dalam Transaksi di Pasar Modal,
 hlm. 18; Yusuf as-Sabatin,Al-Buyû‘ al-Qadîmah wa al-Mu‘âshirah wa al-Burshat al-Mahalliyyah 
wa ad-Duwaliyyah, hlm. 109). 
Sebaliknya, kegiatan tersebut dinyatakan halal  jika perusahaan bergerak di bidang bidang usaha halal. 
Namun, beberapa fukaha berbeda pendapat mengenai hal ini, misalnya Taqiyuddin an-Nabhani (2004), Yusuf as-Sabatin (Ibid., hlm. 109) dan 
Ali as-Salus (Mawsû‘ah al-Qadhaya al-Fiqhiyah al-Mu‘âshirah, hlm. 465), 
tetap menganggap jual beli saham haram meski dari perusahaan yang bergerak di bidang halal. 
Alasannya, bentuk badan usaha (PT)  yang tidak islami. 
Aspek inilah yang tampaknya betul-betul diabaikan oleh sebagian besar ahli fikih dan pakar ekonomi 
Islam saat ini. Terbukti, mereka tidak menyinggung sama sekali aspek krusial ini.
Perhatian mereka lebih banyak terfokus pada identifikasi bidang usaha (halal/haram), dan berbagai 
mekanisme transaksi yang ada, seperti transaksi spot (kontan di tempat), transaksi option
transaksi trading on margin, dan sebagainya 
(Junaedi, 1990; Zuhdi, 1993; Hasan, 1996; az-Zuhaili, 1996; al-Mushlih & ash-Shawi, 2004; Syahatah & Fayyadh, 2004). 
Taqiyuddin An-Nabhani menyatakan dalam An-Nizham al-Iqtishadi (2004) bahwa PT adalah bentuk  
syirkah dalam islam. Kebatilannya antara lain karena PT tidak terdapat ijab dan kabul 
sebagimana dalam akad syirkah. Tapi, hanya transaksi sepihak seorang investor dalam 
menyertakan modalnya dengan cara membeli saham, tanpa ada perundingan atau negoisasi apapun baik 
dengan pihak perusahaan maupun persero lainnya.
Wallâh a‘lam bi ash-shawâb.