Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya itupun sama-sama memperoleh kebaikan. Berlombalah untuk memperoleh apa saja yang memberikan kemanfaatan padamu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah. Jikalau engkau terkena musibah, maka janganlah engkau berkata, ‘Andaikata saya mengerjakan begini, tentu akan menjadi begini dan begitu.’ Tetapi berkatalah, ‘Ini adalah takdir Allah dan apa saja yang dikehendaki oleh-Nya, tentu Dia melaksanakannya.’ Sebab sesungguhnya, ucapan ‘andaikata’ itu membuka pintu godaan setan.” (HR Muslim)
Yang
Lebih Dicintai Oleh-Nya....
Tahukah
kamu, siapakah yang lebih dicintai oleh Allah? Jawabnya ialah mukmin yang kuat.
Kenapa harus mukmin yang kuat? Apa
bedanya mukmin dengan muslim?
Sebelum mendefinisikan
siapakah mukmin yang kuat, maka kita perlu mengetahui dulu siapa yang tergolong
sebagai mukmin. Nah, menurut surat An Nur : 62, hanya orang yang beriman kepada
Allah dan rasul-Nya yang bisa dikategorikan sebagai seorang mukmin. Sementara,
muslim adalah orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, bisa
disimpulkan kalau mukmin ini tingkatannya lebih tinggi dari sekedar muslim. It means seorang mukmin sudah pasti
muslim tapi seorang muslim belum tentu mukmin. Why? Karena sebuah iman itu merupakan tingkat kepercayaan kita
terhadap Allah dan rasul-Nya yang membutuhkan pembuktian dalam hati, lisan,
pikiran, bahkan tindakan.
Lalu mukmin yang kuat
itu seperti apa? Apakah seperti atlet profesional sekaliber Ade Ray? Tentu saja
makna kuat tidak sesempit itu,
meskipun tak menampik kalau fisik merupakan salah satu bagiannya. Yang dimaksud
kuat di sini ialah kuat imannya yang
bisa ditunjang oleh kekuatan fisik, finansial, mental, dan sebagainya. Misalnya
nih, orang yang memiliki badan yang sehat tentu bisa menjalankan ibadah yang
lebih banyak dibandingkan orang yang sedang sakit. Coba kalau kita sedang sakit
demam dan harus bedrest selama bulan
ramadan, kita pasti terhalang untuk berpuasa sehingga peluang mendapat pahala
pun berkurang. Di bidang finansial, misalnya, orang yang memiliki harta
melimpah tentu lebih banyak peluang untuk beribadah seperti mendirikan panti
asuhan, memperbanyak zakat dan sedekah. Bahkan, untuk melakukan ibadah haji ke baitullah pun membutuhkan lembaran
rupiah, bukan?
Nah itulah, ketika
seseorang yang memiliki kekuatan iman maka ia lebih dicintai oleh Allah karena
ia memiliki banyak peluang untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi orang yang
belum bisa mencapai titik tersebut, jangan risau, ya! Karena Allah tetap
menghargai ibadah-ibadah yang kalian lakukan. Bukankah Dia yang Maha Adil dalam
membalas kebaikan hamba-hamba-Nya?
Let’s
Do It!
Sebenarnya siapapun
bisa menjadi seorang mukmin yang kuat. Caranya? Banyak! Diantaranya,
menggunakan waktu kita dengan baik dan disempurnakan dengan meminta pertolongan
Allah. Yup! Inilah konsep ikhtiar dan tawakal yang tidak boleh dipisahkan.
Lalu aktivitas apa yang
bisa membawa kemanfaatan bagi kita sebagai seorang remaja? Sesuatu yang tak
hanya membawa kemanfaatan di dunia tapi juga akhirat kelak? Salah satunya
dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, mengembangkan bakat dan potensi kita
untuk kebaikan masyarakat luas. Sangat menyenangkan, jika bisa menuliskan
mimpi-mimpi kita dalam peta hidup lalu berjuang dengan sungguh-sungguh untuk
meraihnya. Tak cukup dengan berusaha, bertawakal pun perlu. Tahu tidak? Allah
itu senang sekali kala seorang hamba yang telah bekerja keras itu meminta
pertolongannya. Itu merupakan suatu cermin ketundukan dari seorang hamba.
Betapa sombongnya kita, jika enggan berdoa kepada Allah setelah berusaha keras.
Dan betapa lemahnya kita, jika hanya berdoa namun enggan berusaha.
Namun bagaimana jika
segala yang kita lakukan tidak membuahkan hasil yang baik padahal telah
diiringi oleh doa? Apakah Allah tak sayang lagi terhadap diri kita? Apakah Dia
tidak mendengar doa-doa kita? Tentu Allah mendengar doa yang kita lantunkan
tapi Dia jauh lebih mengetahui yang terbaik untuk kita jalani.
Saat kita merasa kecewa
dan sedih atas apa yang telah kita jalani atau kita pilih, jangan pernah
sekalipun menyesali keadaan meskipun dalam kondisi seburuk apapun. Kita tak
boleh tenggelam dalam kesedihan. Kamu tahu kenapa? Saat seseorang mengalami
kesedihan, setan akan menyusup ke memori otak kita lalu memutar video tentang
kejadian menyakitkan di masa lalu. Hal ini akan memacu orang tersebut berharap
bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki keadaan. Ia tenggelam dalam
penyesalan dan membayangkan seandainya saja ia bertindak lainnya. Ini bukanlah
sikap mukmin yang kuat, guys!
Ketika ditimpa masalah,
mukmin yang kuat akan berkata bahwa segala sesuatunya ialah kehendak Allah. Ia
akan sabar dan ikhlas menjalaninya serta berusaha memahami segala hikmah dari
peristiwa tersebut. Ia akan lantang berkata, “Innallaha ma ana, Allah membersamaiku”. Guys, penerimaan atas hal yang Allah tetapkan pada kita, tak hanya
membuat kita lulus menjalani rukun iman yang pertama tapi juga kelima, iman
kepada qada dan qadhar.
So,
Jadilah mukmin yang kuat dengan terus melakukan kebaikan dan jangan pernah
merasa bahwa Allah telah meninggalkanmu lalu meratapi keadaan. Sesungguhnya,
banyak orang yang membuang waktunya untuk menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan
masa depan padahal kehidupan yang baik itu selalu dimulai dari apa yang
dikerjakan pada hari ini. So, Let’s Move
Up, guys!