Rabu, 25 Februari 2015

MENJADI YANG DICINTA

Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya itupun sama-sama memperoleh kebaikan. Berlombalah untuk memperoleh apa saja yang memberikan kemanfaatan padamu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah. Jikalau engkau terkena musibah, maka janganlah engkau berkata, ‘Andaikata saya mengerjakan begini, tentu akan menjadi begini dan begitu.’ Tetapi berkatalah, ‘Ini adalah takdir Allah dan apa saja yang dikehendaki oleh-Nya, tentu Dia melaksanakannya.’ Sebab sesungguhnya, ucapan ‘andaikata’ itu membuka pintu godaan setan.” (HR Muslim)
Yang Lebih Dicintai Oleh-Nya....
Tahukah kamu, siapakah yang lebih dicintai oleh Allah? Jawabnya ialah mukmin yang kuat. Kenapa harus mukmin yang kuat? Apa bedanya mukmin dengan muslim?
Sebelum mendefinisikan siapakah mukmin yang kuat, maka kita perlu mengetahui dulu siapa yang tergolong sebagai mukmin. Nah, menurut surat An Nur : 62, hanya orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya yang bisa dikategorikan sebagai seorang mukmin. Sementara, muslim adalah orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, bisa disimpulkan kalau mukmin ini tingkatannya lebih tinggi dari sekedar muslim. It means seorang mukmin sudah pasti muslim tapi seorang muslim belum tentu mukmin. Why? Karena sebuah iman itu merupakan tingkat kepercayaan kita terhadap Allah dan rasul-Nya yang membutuhkan pembuktian dalam hati, lisan, pikiran, bahkan tindakan.
Lalu mukmin yang kuat itu seperti apa? Apakah seperti atlet profesional sekaliber Ade Ray? Tentu saja makna kuat tidak sesempit itu, meskipun tak menampik kalau fisik merupakan salah satu bagiannya. Yang dimaksud kuat di sini ialah kuat imannya yang bisa ditunjang oleh kekuatan fisik, finansial, mental, dan sebagainya. Misalnya nih, orang yang memiliki badan yang sehat tentu bisa menjalankan ibadah yang lebih banyak dibandingkan orang yang sedang sakit. Coba kalau kita sedang sakit demam dan harus bedrest selama bulan ramadan, kita pasti terhalang untuk berpuasa sehingga peluang mendapat pahala pun berkurang. Di bidang finansial, misalnya, orang yang memiliki harta melimpah tentu lebih banyak peluang untuk beribadah seperti mendirikan panti asuhan, memperbanyak zakat dan sedekah. Bahkan, untuk melakukan ibadah haji ke baitullah pun membutuhkan lembaran rupiah, bukan?
Nah itulah, ketika seseorang yang memiliki kekuatan iman maka ia lebih dicintai oleh Allah karena ia memiliki banyak peluang untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi orang yang belum bisa mencapai titik tersebut, jangan risau, ya! Karena Allah tetap menghargai ibadah-ibadah yang kalian lakukan. Bukankah Dia yang Maha Adil dalam membalas kebaikan hamba-hamba-Nya?
Let’s Do It!
Sebenarnya siapapun bisa menjadi seorang mukmin yang kuat. Caranya? Banyak! Diantaranya, menggunakan waktu kita dengan baik dan disempurnakan dengan meminta pertolongan Allah. Yup! Inilah konsep ikhtiar dan tawakal yang tidak boleh dipisahkan.
Lalu aktivitas apa yang bisa membawa kemanfaatan bagi kita sebagai seorang remaja? Sesuatu yang tak hanya membawa kemanfaatan di dunia tapi juga akhirat kelak? Salah satunya dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, mengembangkan bakat dan potensi kita untuk kebaikan masyarakat luas. Sangat menyenangkan, jika bisa menuliskan mimpi-mimpi kita dalam peta hidup lalu berjuang dengan sungguh-sungguh untuk meraihnya. Tak cukup dengan berusaha, bertawakal pun perlu. Tahu tidak? Allah itu senang sekali kala seorang hamba yang telah bekerja keras itu meminta pertolongannya. Itu merupakan suatu cermin ketundukan dari seorang hamba. Betapa sombongnya kita, jika enggan berdoa kepada Allah setelah berusaha keras. Dan betapa lemahnya kita, jika hanya berdoa namun enggan berusaha.
Namun bagaimana jika segala yang kita lakukan tidak membuahkan hasil yang baik padahal telah diiringi oleh doa? Apakah Allah tak sayang lagi terhadap diri kita? Apakah Dia tidak mendengar doa-doa kita? Tentu Allah mendengar doa yang kita lantunkan tapi Dia jauh lebih mengetahui yang terbaik untuk kita jalani.
Saat kita merasa kecewa dan sedih atas apa yang telah kita jalani atau kita pilih, jangan pernah sekalipun menyesali keadaan meskipun dalam kondisi seburuk apapun. Kita tak boleh tenggelam dalam kesedihan. Kamu tahu kenapa? Saat seseorang mengalami kesedihan, setan akan menyusup ke memori otak kita lalu memutar video tentang kejadian menyakitkan di masa lalu. Hal ini akan memacu orang tersebut berharap bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki keadaan. Ia tenggelam dalam penyesalan dan membayangkan seandainya saja ia bertindak lainnya. Ini bukanlah sikap mukmin yang kuat, guys!
Ketika ditimpa masalah, mukmin yang kuat akan berkata bahwa segala sesuatunya ialah kehendak Allah. Ia akan sabar dan ikhlas menjalaninya serta berusaha memahami segala hikmah dari peristiwa tersebut. Ia akan lantang berkata, “Innallaha ma ana, Allah membersamaiku”. Guys, penerimaan atas hal yang Allah tetapkan pada kita, tak hanya membuat kita lulus menjalani rukun iman yang pertama tapi juga kelima, iman kepada qada dan qadhar.

So, Jadilah mukmin yang kuat dengan terus melakukan kebaikan dan jangan pernah merasa bahwa Allah telah meninggalkanmu lalu meratapi keadaan. Sesungguhnya, banyak orang yang membuang waktunya untuk menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan padahal kehidupan yang baik itu selalu dimulai dari apa yang dikerjakan pada hari ini. So, Let’s Move Up, guys!